Pages

Tuesday, June 18, 2013

MEMILIH TUJUAN BERLIBUR?

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Semangat pagi....

Kemana kah tujuan liburan keluarga anda kali ini? Kemana saja tujuan liburan keluarga anda, yang utama adalah ayah dan ibu mempertimbangkan terlebih dahulu jenis tempat wisata dan usia anak anda. Mengapa hal ini diperlukan ? karena ini sangat berguna agar aktivitas selama liburan dapat benar-benar dirasakan semua anggota keluarga dengan optimal , sekaligus hal ini untuk mengatur agar dana berlibur menjadi lebih efektif.

Apabila ayah dan ibu tertarik untuk menyelipkan agenda berlibur ke pantai sebagai salah satu acara berlibur, karena pantai adalah salah satu tempat yang dapat dinikmati anak-anak dengan segala rentang usia , maka yang perlu dilakukan orang tua adalah memilih pantai mana yang akan dikunjungi. Untuk itu, dapat dicari pantai yang masih alami, bersih, dan mempunyai fasilitas yang dibutuhkan , misal: hotel, resor, penginapan, rumah makan , dan lain- lain.

Selain ke pantai, tentu saja tujuan wisata yang lain adalah wisata outbound. Hanya perlu diingat oleh ayah dan ibu. Anak-anak yang sudah dapat menikmati wisata ini adalah anak-anak uang sudah berusia 5 tahun ke atas. Jika ayah dan ibu memilih tujuan wisata outbound, maka yang perlu dipertimbangkan adalah tempat dan jasa penyelenggara . Orang tua perlu memilih jasa penyelenggara yang sudah dikenal  dan direkomendasikan. Hal ini diperlukan mengingat faktor keamanan dan keselamata anak. Apabila tempat dan peneylenggara outboun terkenal dan direkomendasikan biasanya mereka mempunyai instruktur yang mempunyai pengalaman sehingga mereka dapat membimbing anak menikmati kegiatan outbound sesungguhnya dengan relatif lebih aman .

Ada pilihan lain yang dapat dinikmati keluarga adalah pegi ke perkebunan dan  pertanian. Pilihan ini biasanya disukai anak yang berusia 4 - 12 tahun. Kegiatan ini kan menjadi sangat menarik , apabila seluruh anggota keluarga dapat terlibat aktif dalam sejumlah aktivitas berkebun dan bertani. Dan manfaat lain tentu saja adalah keluarga dapat menikmati sejuknya udara dan indahnya alam.

Bagi anak- anak usia remaja , akan lebih menyenangkan jika meraka dapat melakukan aktivitas yang cenderung mengarah ke sporty dan menantang adrenalin mereka bersama ayah dan ibu mereka. Misal: bermain water sport, seperti bermain jetski, banana boats atau parasailing, diving, dll.

Hal lain yang menarik adalah berkunjung ke kebon binatang atau taman margasatwa. Banyak pilihan yang dapat di ambil. misal, akuarium raksasa untuk aneka satwa air laut, maupun taman satwa ait tawar, kebon binatang , taman safari dan lain. Di sini ayah dan ibu dapat memperkenalkan ilmu pengetahuan tentang binatang, dan biasanya ini sangat disukai oleh anak-anak.

Pilihan lain, yang dapat diambil adalah bepergian ke luar negeri. Jika keluarga menjatuhkan pilihan wisata ini, maka kesempatan ini dapat dipergunakan untuk memperkenalkan tentang adat istiadat, budaya, dan iklim yang berbeda. Jika anda mempunyai anak remaja , maka jika keluarga anda mengunjungi negara 4 musim, maka ajaklah remaja anda untuk bermain ski, mendaki gunung, dll. Selain itu, jangan lupa ajaklah keluarga anda untuk mengunjungi theme park di negara tersebut. Seperti: Universal Studio di Singapura, Disney Sea di Tokyo , dan lain-lain. Theme park merupakan tujuan wisata yang cocok dinikmati oleh anak dengan segala rentang usia, sebab segala usia anak akan dapat menikmati wahana permainan yang disediakan.

Selain tempat-tempat tujuan wisata di atas, tenu saja masih banyak lagi pilihan wisata. Sebagai bahan pertimbangan ayah dan ibu dapat meminta rekomendasi kerabat, kenalan atau relasi untuk menemukan tempat tujuan wisata yang tepat. Di samping itu, ayah dan ibu juga perlu untuk mempersiapkan dana . Dan yang paling utama adalah melibatkan anak dalam diskusi menemukan tempat tujuan yang menarik yang kan dipilih.

Sahabat-sahabat terkasih.

Aapabila beberapa hal di atas sudah dilakukan, Insya Allah perjalanan wisata anda bersama keluarga akan menjadi seru dan menyenangkan , sehingga dapat meningkatkan keharmonisan keluarga anda. AAmiin.

Salam hangat abadi..

Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Monday, June 17, 2013

NAIK PESAWAT untuk ANAK usia di BAWAH 18 BULAN

Assalamu"alaikum Wr. Wb.


Selamat malam, sahabat yang saya kasihi.

Waktu seperti ini adalah waktu yang menyenangkan untuk berlibur.  Bagaimana kalau sahabat masih mempunyai anak yang berusia di bawah 18 bulan, bagaimana cara yang aman untuk membawa anak di bawah 18 bulan   naik pesawat ?

Beberapa langkah di bawah ini adalah pengalaman saya saat membawa anak bayi saya saat bepergian menggunakan pesawat.

1. KESEHATAN ANAK.
Orang tua perlu mempersiapkan kesehatan anak agar dalam keadaan sehat. Aapabila ada jadual imunisasi , agar orang tua melakukannya 1 minggu sebelum perjalanan. Hal ini dikarenakan agar anak nyaman, karena kadang kala sesudah imunisasi anak akan mengalami demam dan suka rewel .

2. Mempersiapkan KEPERLUAN ANAK.
Orang tua perlu menyiapkan makanan, minuman atau pelrngkapan yang diperlukan selama perjalanan. Misal : susu, air hangat (bisa minta pramugari), botol, dot, diaper, handuk kecil, tissu basah, biskuit atau makanan ringan buat bayi. Selain itu , orang tua perlu membawa baju hangat, penutup kepala, karena biasanya dalam kabin pesawat , air conditioner pesawat cukup dingin dan cukup kencang. Selain itu kaos kaki dan baju cadangan , karena sebagai antisipasi bila anak muntah. Semua perlengkapan ini dimaskkan je dalam tas yang dibawa ke dalam kabin pesawat.

3. Mempersiapkan PENUTUP TELINGA  (EARPLUG).
Ayah dan ibu menyiapkan penutup telinga atau earplug buat anak, karena telinga anak masih sensitif terhadap perubahan tekanan udara, sehingga sebaiknya telinga anak ditutup. Sebenarnya earplug dapat minta ke pramugari, namun lebih baik kalau kita menyiapkan sendiri. Earplug bisa dibeli di apotik, apabila lupa membeli earplug, ayah dan ibu dapat menggantinya denagn kapas yang dipilin . tetapi ayah dan ibu perlu mengingat saat memilin kapas jangan terlalu kecil karena bisa masuk ke dalam telinga. Selain itu anak jangan mengorek-ngorek telinga saat ada kapas atau earplug di telinga, karena dapat membuat kapas / earplug masuk kedalam telinga. Oleh karena itu, orang tua harus rajin mengecek , memastikan kapas / earplug masih terpasang dengan baik.
Selain itu saat memasangkan earplug / kapas orang tua harus memberi contoh dan berkomunikasi dengan anak, misal: ".... Sayang kita mau naik pesawat, biar telinga kita tidak sakit kita perlu memakai earplug  (sambil memperlihatkan earplug kepada anak). Ini mama dan papa juga memakai earplug". Meski anak belum mengerti apa yang dibicarakan, setidaknya anak melihat , maka anak akan mendapat pemahaman.

4. Anak MENYUSU saat TAKE OFF dan LANDING.
Pada saat take off atau landing, sebaiknya anak menyusu baik menyusu ibu atau menyusu dengan botol dan dot. Mengapa ? karena goncangan dan tekanan udara dalam kabin akan semakin besar, dan hal ini dapat mengganggu telinga, bahkan bisa menyebabkan gendang telinga sakit atau pecah. Oleh karena itu pada saat landing atau take off , sebaiknya anak dalam keadaan terjaga dan kondisi rahang atas dan rahang bawah aktif bergerak seperti mengisap atau mengunyah. (untuk anak atau orang yang lebih besar biasanya parugari menyiapkan permen).

5. Membawa ALAT MAIN FAVORIT anak.
Untuk mengisi kebosanan dalam perjalanan , maka ayah dan ibu perlu membawa alat main atau mainan favorit anak. Orang tua dapat membawa 2 - 3 mainan favorit anak, hanya saja jangan yang memerlukan betteray karena dapat mengganggu navigasi, mudah dibawa.

6. Mempersiapkan MENTAL ANAK.
Sebaiknya orang tua mensosialisasikan rencana perjalanan kepada anak, setiap sebelum melakukan perjalanan jauh. Sewaktu dulu , sebelum bepergian saya memperlihatkan gambar pesawat kepada Inas dan Naufal, dan menceritakan apa saja yang kita lakukan selama  dalam pesawat maupun selama liburan. Sehingga anak akan familiar dan mendapat pemahaman.


Sahabat terkasih,
Demikian tadi sekelumit tips untuk membuat perjalanan kita dengan naik pesawat bersama anak kecil menjadi nyaman.
SELAMAT BERLIBUR.

Salam hangat abadi.

Wassalamu"alaikum WR. WB




Saturday, June 15, 2013

AMAN Saat BERLIBUR

Assalamu'alaikum Wr Wb

Selamat malam,

Sahabat-sahabat yang baik...

Menjelang liburan sekolah seperti saat ini, biasanya kita orang tua mulai sibuk memikirkan dan merancang liburan bersama keluarga. Kebiasaan masing-masing keluarga tentu berbeda-beda, ada yang merencanakan liburan keluarga dari jauh-jauh hari, misalnya sudah setahun yang lalu , sehingga mereka sudah dari waktu yang lama membeli tiket dan memesan hotel . Ada juga beberapa keluarga yang memutuskan untuk pergi bersama sesaat setelah mereka mendapatkan waktu yang cocok di antara anggota keluarga. Apapun cara yang dilakukan untuk membuat rencana liburan yang utama adalah setiap keluarga pasti ingin acara liburan mereka seru.

Semua orang tua pasti sepakat untuk mengisi liburan diisi dengan kegiatan yang menyenangkan. Apalagi jika seluruh anggota keluarga dapat berpartisipasi dan menikmati liburan.

Hal yang perlu dipertimbangkan selain perencaaan liburan adalah keamanan saat berlibur, terutama bagi ayah dan ibu yang masih mempunyai anak berusia di bawah lima tahun dan atau yang berusia sekolah dasar. Jangan sampai liburan yang seharusnya menyenangkan menjadi berbuah celaka.

Di bawah ini beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan sahabat semua.

1. Tempat Bermain yang AMAN.
Mencari tempat bermain yang mempuanyai fasilitas aman dan mudah dilakukan pengawasan. Misal: halaman belakang rumah, taman di lingkungan hotel atau rumah, tempat bermain indoor atau yang lainnya.

2. Buat KESEPAKATAN tempat BERKUMPUL.
Apabila liburan diisi dengan pergi ke tempat yang ramai, sebaiknya seluruh anggota keluarga membuat kesepakatan tempat bertemu sehingga apabila tidak sengaja terpisah dari keluarga bisa berkumpul kembali. Jika tersedia , pilihlah pos keamanan, atau pusat informasi dapat dipakai sebagai patokan tempat bertemu bila ada yang terpisah. Kesepakatan ini mohon diulangi agar semua anggota keluarga paham dan mengerti informasi ini dengan benar.

3. Membekali Anak ALAT BANTU.
Orang tua dapat melengkapi catatan kecil dalam tas yang dibawa anak . Isi catatan tersebut adalah nomor telepon dan alamat rumah atau hotel yang ditinggali semasa berlibur, nomor telepon seluler orang tua, atau nomor telepon darurat . Hal ini bermanfat, apabila anak tersesat , dia dapat menunjukkan kertas ini kepada orang lain yang menolong anak.

4. Mempersiapkan PERLENGKAPAN SAFETY.
Apabila liburan diisi dengan kegiatan olahraga bersama , misalnya bersepeda, bermain sepatu roda, berenang atau yang lain. Oleh sebab itu pastikan anak-anak menggunakan perlengkapan safety, agar anak tidak beresiko terkena cedera, walaupun andai terkena musibah bisa mengurangi tingkat resiko. Perlengkapan yang perlu diperhatikan tentu saja tergantung dari olahraga yang dipilih. Misal untuk olah raga naik sepeda, peralatan safety yang dipersiapkan adalah helm, pelindung siku,  pelindung lutut, dan bersepatu. Apabila olah raga berenang, maka peralatan yang disiapkan adalah kacamata berenang, pelampung (jenis pelampung disesuaikan dengan usia anak).

5. Mempersiapkan anak untuk tidak mejadi perhatian orang yang berniat jahat.
Jika keluarga mempunyai rencana berlibur ke tempat wisata baik di dalam kota, di luar kota, maupun di luar negeri, perlulah melindungi identitas anak. Misal ajari anak anda untuk tidak berbicara dengan orang yang tidak dikenal yang menyapa mereka. Oleh karena itu, sebaiknya anak jangan memakai kaos bertuliskan nama anak ataupun memakai perhiasan yang menarik perhatian. Sebaliknya anak lebih baik memakai baju atau kaos yang berwarna atau bercorak terang. Hal ini akan memudahkan mencari anak apabila anak kecil  terlepas dari pengawasan orang tua.

6.Memakai PELINDUNG .
Jika Keluarga pergi berlibur ke tempat outdoor di waktu siang hari, maka lebih baik orang tua mengoleska tabir surya di sekujur tubuh dan wajah anak. Selain itu, orang tua juga perlu menyiapkan topi , sepasang baju ganti dan handuk kecil untuk bisa dipakai anak untuk membersihkan diri dan berganti baju apabila anak berkeringat, kotor ataupun basah.

7. Membawa Bekal MAKANAN  dan MINUMAN
Mengisi tas yang dibawa anak dengan sebotol minuman dan sejumlah makanan sehat. Hal ini diperlukan untuk mengisi perut saat anak sudah merasa lapar, dan orang tua belum menemukan penjual makanan di tempat wisata.

Sahabat semua,
Mudah-mudahan ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan sebelum berlibur. Semoga acara berlibur sahabat semua   aman, dan nyaman.

Salam hangat abadi.
Wassalamu'alaikum Wr Wb


Tuesday, June 11, 2013

MeREDAM AMARAH

Para ibu, sahabat saya.

Selamat malam.

Apa kabar ?

Banyak teman - teman saya bercerita,  bahwa mereka  sudah mengomel bahkan memarahi anak tetapi perilaku anak tetap saja  tidak berubah.
Menurut saya hal ini memang demikian , karena dengan dimarahi , anak hanya patuh tetapi sifatnya semu. Panca indera anak akan merekan semua perkataan, perbuatan baik yang baik dan buruk dari orang tua maupun lingkungan. Rekaman ini mulai saat anak dalam kandungan , bayi, masa anak - anak maupun masa dewasa. Rekaman ini kalau berlarut-larut dan menumpuk maka dapat menyebabkan rasa dendam . Oleh karena itu apabila kita mencintai anak kita maka kita jangan berkata maupun memperlakukan anak dengan kasar.

Selain hal di atas, yang perlu sahabat-sahabat ketahui adalah apabila seseorang takut , sedih dan lain-lain , otak akan tertutup dan membuat cabang syaraf atau neuron akan mati, sehingga akan menimbulkan seseorang tidak dapat berpikir kreatif , mencari solusi yang baik dan lain-lain. Tetapi sebaliknya apabila kondisi seseorang senang, otak akan terbuka, sehingga kondisi ini menyebabkan anak dapat berpikir kreatif, termotivasi, mampu mencari solusi,mampu menciptakan sesuatu yang baru, mampu menciptakan karya seni, dan lain-lain.

Dengan melihat hal di atas, jelaslah bila memarahi anak adalah perbuatan yang sia-sia karena akan membuat anak takut, merusak hiubungan orang tua dan anak, membuat anak tidak berkembang kemampuan intelektual, dan kemungkinan perilaku tersebut juga ditiru.

Langkah -langkah yang perlu dilakukan apabila anak tidak disiplin , sahabat semua bisa lihat di postingan saya sebelumnya yaitu :
- Anak Rusuh  apa peran Keluarga
- Anak Terlanjur Berperilaku negatif
- Sanksi bagaimana sebaiknya.
- Aternatif Sanksi
- Empati terhadap Anak
- Time Out untuk Anak

Kita sebagai orang tua haruslah selalu mengingat ANAK adalah ANUGRAH, ANAK adalah TITIPAN ALLAH.
Maka yang harus selalu kita pertanyakan kepada diri kita adalah:
- Apakah kita sudah menyanyanginya ?
- Apakah kita mencintainya ?
- Apakah kita selalu senang dan bahagia bila bersama anak ?

Apabila jawabannya ya, biasanya anak juga mengetahui dan merasakan bahwa orang tua  mencintai mereka.

Akhir kata saya mengambil refleksi yang sangat bagus dari Ikhsan Baihaqi Ibnu Bukhari:
Orang tua BIASA selalu  MEMBERITAHU
Orang Tua BAIK selalu MENJELASKAN
Orang Tua Bijak selalu MENELADANI
Orang Tua CERDAS selalu MENGINSPIRASI

Dimana posisi kita sebagai orang tua, dan akan menuju ke mana kita ? Sahabat semua yang menjawab dan memilih .

Semoga bermanfaat.

Salam hangat abadi.




Thursday, June 6, 2013

Menanamkan ENERGI POSITIF untuk ANAK

Selamat sore...


Sebelum saya menulis postingan ini, saya mengajak sahabat semua untuk merenung apakah kita selalu hadir dalam diri anak dengan perkataan positif ? berapa kalikah dalam sehari kita berkata positif ? dan sebaliknya berapa kali kita berkata negatif ? kalau kita jumlahkan mana yang lebih banyak berkata positif atau berkata negatif ?
Astaghfirullah, kadang kala kita tidak sadar bahwa kita jarang sekali berkata positif terhadap anak kita. Berdasarkan sebuah penelitian, anak 40 kali mendapat kata JANGAN atau TIDAK dalam sehari, dan anak hanya mendapatkan kata YA 1 x dalam sehari.

Sore ini , saya berusaha untuk mengulas beberapa cara untuk menanamkan energi positif , salah satunya adalah berkata positif. Mengapa ini diperlukan?

Sahabat -sahabat yang saya kasihi.
Perilaku anak tidak menetap pada diri anak saat dilahirkan, tetapi perilaku anak muncul karena kita sebagai ayah dan ibu yang mengajarkan , karena seperti kita ketahui bersama dalam masa tumbuh kembang anak, keluarga merupakan salah satu faktor penentu kematangan emosi, kematangan sosial, kematangan psikologis, kematangan motorik maupun kematangan spiritual. Hal yang paling utama menunjang keberhasilan orang tua dalam perkembangan anak adalah kita harus mengatur , dan membiasakan pikiran , pembicaraan maupun perilaku ayah dan ibu yang dapat menimbulkan energi positif terhadap tumbuh kembang anak.

Bagaimana caranya, mari kita coba kupas:

1. Selalu berkata terhadap anak menggunakan kata atau kalimat positif .
Misal:
- Pada waktu membangunkan anak sholat subuh, kita berkata terhadap anak , misalnya dengan kalimat: "Nanda yang ibu banggakan, Mari kita raih pahala sholat subuh yuk".
- Menanamkan sikap berani kepada anak, maka yang kita katakan adalah " Iyo anak ibu yang pemberani..."
- Ayah dan ibu membiasakan dengan memanggil dengan sebutan nama , misal: "Iyan sayang ,  hari sudah malam, saatnya kita siapkan perlengkapan sekolah, biar besok tidak ada yang ketinggalan"
- dan lain sebagainya.

2. Jangan beri sebutan atau predikat anak dengan predikat negatif.
Apabila orang tua tidak menginginkan anak berperilaku negatif, seperti : nakal, pemalas, pemalu, pembangkang , penakut, dan lain lian. Maka ayah dan ibu harus menghindari berpikir dan mengucapkan predikat negatif tersebut kepada anak. Misal anak mendapatkan prestasi jelek di sekolah, terus orang tua menyebut anak dengan kata si BODOH, maka anak akan menjadi bodoh . Mengapa hal ini bisa terjadi ? Karena anak akan meyakini anggapan tersebut , dan menjadi sugesti bagi diri anak , maka dia akan benar-benar menjadi BODOH. Kalau hal ini terjadi siapa yang merugi ? tentu ayah dan bunda juga ikut merugi.

3. Menunjukkan dan mengungkapkan kasih sayang.
Ayah dan ibu perlu menunjukkan dan mengungkapkan rasa sayang terhadap anak, baik secara verbal maupun secara perilaku. Secara verbal misalnya: "Ibu sayang Adi", dll. Sedangkan secara perilaku misalnya: memeluk , mencium, mengelus, menepuk pundak, atau dengan perilaku yang lain.

4. Mempertahankan nilai baik yang sudah terbentuk dan menghindari nilai buruk.
Cara ayah dan ibu agar perilaku baik yang sudah terbentuk tetap bertahan  dan menghindari nilai buruk  adalah dengan secara verbal, maupun perilaku.
Contoh secara verbal adalah, membacakan cerita yang mengandung nilai atau perilaku baik  maupun buruk, dan akibat yang akan diterima apabila melakukan perilaku tersebut. Membacakan cerita ini lebih baik bila dilakukan sebelum tidur, dimana anak akan mudah memahami isi cerita. Hal ini juga dapat ditunjang dengan perilaku yang lain.

5. Membiasakan meminta maaf.
Menanamkan perilaku ini lebih baik bila dengan contoh. Apabila ayah ataupun ibu berbuat salah , jangan ragu untuk segera meminta maaf. Misal: " Dian, ibu meminta maaf, karena ibu terlambat pulang" dan lain sebagainya .

6. Memberikan pujian.
Orang tua perlu memberikan pujian kepada anak, jika anak berbicara atau berperilaku positif. Misal: "Alhamdulillah, Ibu bersyukur sekali punya anak yang pintar dan rajin". dan selain itu misal: " Watik, terima kasih ibu sudah dibuatkan teh hangat. Teh buatan Watik enak sekali, membuat ibu segar kembali". apabila perilaku ini secara konsisten dilakukan oleh orang tua , maka akan memperkuat perilaku positif anak .

7.Memberikan sanksi .
- Dibicarakan dengan anak mengenai konsekuensi apabila anggota keluarga melanggar aturan keluarga.
- Disepakati antara orang tua dan anak.
- Sifat konsekuensi adalah bersifat mendidik, dapat dilakukan anak, dan tidak memberatkan secara fisik maupun psikologis anak. (secara detail sudah saya bahas dalam postingan saya sebelumnya).

Sahabat terkasih,
Hal-hal di atas adalah pengingat bagi kita semua untuk mengantarkan anak - anak kita berproses mencapai kematangan fisiologis, emosional, sosial maupun spiritual. Semoga Allah memudahkan langkah kita semua. Aamiin.

Salam hangat abadi.






Wednesday, June 5, 2013

SATU SUARA.....buat anak

Melihat judul di postingan kali ini tentu sahabat para ibu akan bertanya, mengapa satu suara diperlukan untuk perkembangan anak?
Sahabat terkasih ,
Tulisan ini juga terinspirasi dari keluhan beberapa teman - teman yang mengatakan sulit sekali mengatur anak. Anak tidak mau mengikuti aturan rumah , anak tidak disiplin dan lain - lain. Kalau kita mau instropeksi diri apakah kita sudah menerapkan satu suara untuk anak kita? dan apakah sudah dilakukan secara konsisten?

Apa dan bagaimana satu suara itu.

Sahabat terkasih,

Dalam  proses mengasuh anak , tentu saja orang tua harus berdiskusi terlebih dahulu dan memutuskan tujuan, arah, dan  pola asuh yang mau diterapkan dalam pengasuhan anaknya. Apabila sudah disepakati maka ayah dan ibu harus menurunkannya dalam implementasi sehari - hari berupa beberapa aturan maupun cara pengasuhan anak. Ke semua hal tersebut tentu saja harus dilakukan secara konsisten dan dengan penuh komitmen baik oleh ayah, ibu maupun seluruh anggota keluarga .

Untuk itu supaya tujuan , arah dan pola pengasuhan dapat berlangsung  dengan baik maka diperlukan:

1. SATU SUARA dari orang yang berbeda.
Pola, dan cara pengasuhan anak, harus disosialisasikan kepada seluruh anggota keluarga terutama orang dewasa yang tinggal serumah atau di sekitar anak , karena lingkup terdekatlah yang akan banyak mempengaruhi perkembangan anak. Orang dewasa yang ada di sekitar anak , misal: ayah. ibu, babby sitter, nanny, atau orang yang membantu di rumah, sopir, dan lain - lain. Hal ini dapat dilakukan misal dalam pengasuhan anak orang tua  ingin menghargai orang lain dengan salah satu cara adalah menggunakan kata adik, kakak, paman, atau  sebutan lain. Maka aturan cara ini berlaku untuk semua orang yang ada di rumah. Misal:  memanggil sopir keluarga juga harus dengan sebutan bapak...... Siapa saja yang memanggil sopir harus menggunakan kata "bapak".

2. SATU SUARA di waktu yang berbeda.
Pola asuh , tata cara dan aturan yang diberlakukan harus berlaku di waktu yang  berbeda. Misal anak harus duduk sopan, maka peraturan ini harus berlaku dalam setiap waktu. Jika anak melakukan duduk tidak sopan, seperti  mengangkat kaki dan menaruh kaki di atas meja saat tidak ada orang lain, dan saat anak diberitahu , ia mengajukan alasan bahwa tidak ada orang lain, dan jika diperbolehkan orang tua , maka perilaku anak ini akan berulang.

3. SATU SUARA di tempat yang berbeda.
Semua aturan keluarga harus di implementasikan di tempat mana saja. Misal anak tidak boleh makanan yang mengandung bahan pengawet dan penambah rasa. Maka pada waktu anak di ajak ke super market minta makanan ringan yang mengandung bahan pengawet dan penambah rasa tidak diperbolehkan oleh ibu, dan kemudian menyebabkan anak menangis .  maka orang tua baik  ayah dan ibu jangan sampai tergoda untuk meluluskan permintaan anak  .  Apabila salah satu dari orang tua meluluskan permintaan anak, karena melihat anak menangis, maka anak akan mendapat pemahaman bahwa aturan keluarga bisa diruntuhkan dengan tangisan di tempat umum. Maka lain kali , anak akan selalu melakukan "menangis" di tempat umum agar keinginannya tercapai.


Demikian ulasan mengenai perlunya SATU SUARA dalam pengasuhan anak. Kita sebagai orang tua selain sebagai panutan adalah harus konsisten dan memastikan semuanya SATU SUARA.

Salam hangat abadi

Tuesday, June 4, 2013

TIME OUT untuk ANAK

Sahabat terkasih,

Sering kali kita temui orang tua dan anak yang terlibat dalam suatu keributan dikarenakan anak berteriak-teriak karena ngambek, namun ayah atau ibunya nampak semakin kesal karena anak tidak segera  tenang. Hal ini sebenarnya dapat dihindari kalau orang tua sedikit sabar, dan mau memberi peluang kepada anak untuk tenang.

Seperti kita ketahui pada waktu anak marah, stress dan lain-lain, maka anak tidak dapat berpikir logis, yang timbul adalah mekanisme pertahanan diri. Oleh sebab itu kita perlu memberi kesempatan anak untuk menenangkan diri terlebih dahulu, sehingga kemarahan atau stress anak menurun. Pada saat anak sudah tenang maka kemampuan berpikir logis anak dapat berjalan kembali , sehingga anak dapat diajak bicara apa penyebab masalah anak marah dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut . Proses pemberian kesempatan anak untuk menenangkan diri pada waktu anak dalam kondisi marah atau stress ini disebut TIME OUT.


Bagaimana caranya membuat TIME OUT.


1. Membuat  Kesepakatan .
Sebelum Time Out diberlakukan, orang tua dan anak harus membuat kesepakatan peraturan mengenai Time Out, misal : kapan time out dilakukan, bagaimana cara melakukannya, siapa yang bisa melakukan, dan lain sebagainya.

2. Tenang dan Redam Emosi.
Pada saat orang tua memberikan time out kepada anak, orang tua harus bersikap tenang dan meredam emosi. Bersikap seperti biasa, dan tunggulah dengan sabar  sampai kondisi  psikologis anak merasa tenang , sehingga dapat diajak berdiskusi secara logis.

3. Empati.
Pada saat anak sudah tenang, dan menjelaskan permasalahan yang dihadapinya , orang tua harus mendengarkan dengan empati. Sehingga anak akan merasa nyaman, merasa dihargai, dan dapat saling terbuka, sehingga pengambilan keputusan dan solusi dapat dilakukan anak dengan baik.

4. Tunjukkan Kasih Sayang.
Dalam melakukan pembicaraan setelah time out, orang tua perlu untuk menunjukkan kasih sayang , misal dengan elusan, pelukan atau pujian , dan lain-lain .


Sahabat para ibu,
Semoga tulisan ini dapat membantu kita untuk berperilaku positif saat menghadapi anak kita yang sedang mengalami ketidakstabilan psikologis.
Mudah-mudahan bermanfaat.

Salam hangat abadi


Monday, June 3, 2013

EMPATI terhadap ANAK, perlukah?

Selamat malam,

Hari ini kita mencoba mengupas tentang EMPATI . Pola hubungan antara orang tua dan anak harus dilandasi pola hubungan yang saling memahami dan saling mengerti. Untuk hal tersebut, dibutuhkan kemampuan orang tua untuk berempati terhadap anak. Apa sebenarnya EMPATI ?  Empati adalah kemauan dan kemampuan orang tua untuk memahami, mengerti , mendengarkan dan berpikir dari posisi anak . 

Tak mudah memang untuk melakukan hal ini, karena kadang kala orang tua melihat permasalahan anak dari sudut pandang orang tua, anak melihat permasalahan dari sudut pandang anak. Sehingga yang sering terjadi adalah keributan - keributan antara anak dengan ayah dan ibunya. Apabila ini berlangsung terus menerus, maka akan terjadi anak akan lebih percaya , lebih dekat dan lebih terbuka tehadap orang lain . Orang lain di sini bisa saja orang lain yang berpengaruh positif namun bisa saja orang lain yang berperilaku negatif.  Yang dimaksud orang lain misalnya: teman, pacar, kelompok anak muda , atau geng anak yang berperilaku negatif dan lain sebagainya. 

Tentu saja hal di atas tidak kita inginkan, oleh sebab itu ayah dan ibu harus mau mendengar, mengerti, memahami dan berpikir dari sudut pandang anak. Kalau ini dilakukan, maka anak akan merasa nyaman, dekat , dan percaya, sehingga anak dapat terbuka dan menjadikan orang tua selayaknya TEMAN .  Apa yang harus dilakukan orang tua supaya bisa berempati terhadap anak .

1. Menempatkan pola pikirnya seperti pola pikir anak.
Yang pertama dilakukan adalah orang tua berpikir seandainya orang tua ada di posisi anak, apa yang harus dilakukan. Sehingga anak akan merasa dimengerti oleh orang tua , karena tidak terjadi gap pola pikir.

2. Sabar
Mau mendengarkan apa yang dipikirkan anak . Jangan terburu-buru memaksakan keputusan sesuai kehendak orang tua . Tetapi lakukan diskusi dan libatkan secara aktif anak untuk menguji beberapa alternatif baik yang diajukan anak maupun orang tua dengan melihat kelebihan dan kelemahan masing - masing alternatif  . Mintalah anak anak memilih alternatif dan memutuskannya .  
Di sini kesabaran orang tua diperlukan .

3. Ketersediaan waktu.
Orang tua harus menyediakan cukup waktu yang fokus untuk melakukan hubungan dengan anak. Proses empati tidak dapat dilakukan dengan terburu-buru. Biasanya kalau terburu-buru yang terjadi adalah menyerahkan semua keputusan terhadap anak atau sebaliknya memaksa anak untuk mengambil keputusan sesuai kehendak orang tua. 

4. Orang tua harus selalu membuka wawasan atau memperbarui pengetahuan dan hal - hal lain terkait dengan apa  apa yang sedang berlangsung pada masa perkembangan anak. Sehingga anak dan orang tua dapat 'klik' dan orang tua dapat memahami posisi anak.


Jika empati dapat dilakukan orang tua, maka Insya Allah anak akan bisa percaya dan nyaman untuk berbicara atau terbuka dengan kita, sehingga akan terjalin komunikasi yang harmonis . Dalam lingkungan yang seperti ini, Insya Allah akan terbentuk anak yang ceria , percaya diri , dan mempunyai kematangan sosial.

Sahabat terkasih,
Hal - hal di atas adalah sekelumit pengetahuan dan  pengalaman yang selalu  akan mengajak kita untuk lebih memahami anak kita dalam berproses menuju kemandirian dan kematangan . 

Salam hangat abadi


Saturday, June 1, 2013

Alternatif SANKSI

Melihat fenomena yang  akhir-akhir ini muncul di mass media, banyak sekali kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua. Beberapa kasus karena anak tidak melakukan tugas sehari-hari atau perintah orang tuanya. Sungguh ironis. Karena sebenarnya sebelum pemberian sanksi orang tua harus melakukan instropeksi diri terlebih dahulu , apakah orang tua sudah menyampaikan pesan dengan jelas? atau bahkan keliru?  sudahkah orang tua  memberi contoh perilaku yang diinginkan? dan lain lain .

Menurut saya daripada menghukum lebih baik orang tua menggali dan memperlihatkan akibat dari perbuatan anak. Beberapa alternatif yang dapat diambil orang tua adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan kebutuhan anak.
Amati dan rasakan apa yang menjadi kebutuhan anak, dan berilah kegiatan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
Misalnya:  Pada saat menunggu, berikan sesuatu yang dapat anak mainkan . Biasanya kalau menunggu tanpa aktivitas anak akan melakukan eksplorasi terhadap apapun yang ada di ruang tunggu tersebut . Maka berilah anak mainan saat menunggu, maka anak akan asyik bermain , dan ia tidak mengalami kebosanan.

2. Berikan informasi dan alasan.
Berikan informasi mengapa suatu tindakan itu dilakukan dan berikan alasannya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
Misal: Anak diminta mengembalikan alat - alat permainannya, setelah bermain. Maka berikan juga alasannya mengapa hal itu perlu dilakukan, yaitu agar mainannya bisa digunakan lagi .

3 Perhatikan perasaannya.
Pahami., terima, dan dengarkan perasaannya.
Misal: Ketika anak memukul  seseorang. Maka dengarkan alasannya. Dan orang tua perlu memberi motivasi kepada anak,  untuk anak tidak melampiaskan  rasa  marah dengan cara  menyakiti, misal dapat menunjukkan rasa marah dengan menangis atau merajuk.

4. Jadilah panutan.
Orang tua harus melakukan peraturan yang telah disepakati. Misalnya: setiap pagi, anak harus melakukan sholat subuh, maka orang tua juga harus bangun sebelum adzan subuh dan melakukan sholat subuh segera setelah terdengar adzan subuh. Dengan demikian orang tua harus menunjukkan "satu kata dalam perbuatan".

5. Ubah suasananya.
Hal ini   dilakukan tergantung usia anak .
Untuk anak yang usianya di bawah 3 tahun. Mengubah suasana lebih mudah daripada mengubah sikap anak. Misal: anak selalu menggeratak isi dapur, maka ibu memasang kunci lemari dapur dan mengunci lemari dapur, maka urusan akan beres.
Sedangkan untuk anak yang lebih besar umurnya, maka perubahan suasana harus disertai alasan, dan anak juga diajak diskusi suasana mana yang menurut anak akan membawa manfaat positif.

6. Cari Alternatif.
Mengajak anak untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.
Misal: kalau ayah dan ibu keberatan anak membangun istana mainan di ruang makan, maka ajaklah anak untuk mencari alternatif lain dan buatlah kesepakatan dengan anak . Dalam hal ini orang tua juga harus mau berkorban menyediakan alternatif tempat lain untuk anak dapat membangun istana mainan , jangan sampai semua tempat di dalam rumah tidak diperbolehkan . Karena anak akan mengalami kebingungan dan menganggap orang tua tidak mengerti akan kebutuhan dan keinginannya .

7. Memberikan PILIHAN bukan perintah.
Dalam setiap kesempatan dan keputusan , ayah dan ibu perlu melibatkan anak, karena anak merasa ada, dan dianggap oleh orang tua, sehingga anak merasa berdaya dan mempunyai peranan dalam keputusan yang berkaitan dengan diri anak. Hal ini akan membantu terbentuknya kepercayaan diri anak . Selain itu anak juga akan senang hati dan suka rela melakukan segala sesuatu yang telah disepakati, karena anak merasa bahwa keputusan itu juga keputusan anak.

8. Lakukan PRA KONDISI.
Dalam menghadapi segala sesuatu anak perlu mendapat gambaran terlebih dahulu , sehingga secara pengetahuan, mental maupun sikap anak akan lebih siap. Hal ini terutama dilakukan jika anak akan mengalami sesuatu yang baru, misal: berada di tempat baru , bersekolah di tempat baru, dan lain-lain. Untuk anak balita , pra kondisi ini dapat juga dilakukan dengan 'bemain peran' .


Sahabat terkasih,

Mudah-mudahan , postingan ini dapat membantu sahabat untuk mencari solusi terbaik  bagi putra- putrinya.

Salam hangat abadi