Pages

Monday, June 3, 2013

EMPATI terhadap ANAK, perlukah?

Selamat malam,

Hari ini kita mencoba mengupas tentang EMPATI . Pola hubungan antara orang tua dan anak harus dilandasi pola hubungan yang saling memahami dan saling mengerti. Untuk hal tersebut, dibutuhkan kemampuan orang tua untuk berempati terhadap anak. Apa sebenarnya EMPATI ?  Empati adalah kemauan dan kemampuan orang tua untuk memahami, mengerti , mendengarkan dan berpikir dari posisi anak . 

Tak mudah memang untuk melakukan hal ini, karena kadang kala orang tua melihat permasalahan anak dari sudut pandang orang tua, anak melihat permasalahan dari sudut pandang anak. Sehingga yang sering terjadi adalah keributan - keributan antara anak dengan ayah dan ibunya. Apabila ini berlangsung terus menerus, maka akan terjadi anak akan lebih percaya , lebih dekat dan lebih terbuka tehadap orang lain . Orang lain di sini bisa saja orang lain yang berpengaruh positif namun bisa saja orang lain yang berperilaku negatif.  Yang dimaksud orang lain misalnya: teman, pacar, kelompok anak muda , atau geng anak yang berperilaku negatif dan lain sebagainya. 

Tentu saja hal di atas tidak kita inginkan, oleh sebab itu ayah dan ibu harus mau mendengar, mengerti, memahami dan berpikir dari sudut pandang anak. Kalau ini dilakukan, maka anak akan merasa nyaman, dekat , dan percaya, sehingga anak dapat terbuka dan menjadikan orang tua selayaknya TEMAN .  Apa yang harus dilakukan orang tua supaya bisa berempati terhadap anak .

1. Menempatkan pola pikirnya seperti pola pikir anak.
Yang pertama dilakukan adalah orang tua berpikir seandainya orang tua ada di posisi anak, apa yang harus dilakukan. Sehingga anak akan merasa dimengerti oleh orang tua , karena tidak terjadi gap pola pikir.

2. Sabar
Mau mendengarkan apa yang dipikirkan anak . Jangan terburu-buru memaksakan keputusan sesuai kehendak orang tua . Tetapi lakukan diskusi dan libatkan secara aktif anak untuk menguji beberapa alternatif baik yang diajukan anak maupun orang tua dengan melihat kelebihan dan kelemahan masing - masing alternatif  . Mintalah anak anak memilih alternatif dan memutuskannya .  
Di sini kesabaran orang tua diperlukan .

3. Ketersediaan waktu.
Orang tua harus menyediakan cukup waktu yang fokus untuk melakukan hubungan dengan anak. Proses empati tidak dapat dilakukan dengan terburu-buru. Biasanya kalau terburu-buru yang terjadi adalah menyerahkan semua keputusan terhadap anak atau sebaliknya memaksa anak untuk mengambil keputusan sesuai kehendak orang tua. 

4. Orang tua harus selalu membuka wawasan atau memperbarui pengetahuan dan hal - hal lain terkait dengan apa  apa yang sedang berlangsung pada masa perkembangan anak. Sehingga anak dan orang tua dapat 'klik' dan orang tua dapat memahami posisi anak.


Jika empati dapat dilakukan orang tua, maka Insya Allah anak akan bisa percaya dan nyaman untuk berbicara atau terbuka dengan kita, sehingga akan terjalin komunikasi yang harmonis . Dalam lingkungan yang seperti ini, Insya Allah akan terbentuk anak yang ceria , percaya diri , dan mempunyai kematangan sosial.

Sahabat terkasih,
Hal - hal di atas adalah sekelumit pengetahuan dan  pengalaman yang selalu  akan mengajak kita untuk lebih memahami anak kita dalam berproses menuju kemandirian dan kematangan . 

Salam hangat abadi


No comments:

Post a Comment