Pages

Saturday, June 1, 2013

Alternatif SANKSI

Melihat fenomena yang  akhir-akhir ini muncul di mass media, banyak sekali kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua. Beberapa kasus karena anak tidak melakukan tugas sehari-hari atau perintah orang tuanya. Sungguh ironis. Karena sebenarnya sebelum pemberian sanksi orang tua harus melakukan instropeksi diri terlebih dahulu , apakah orang tua sudah menyampaikan pesan dengan jelas? atau bahkan keliru?  sudahkah orang tua  memberi contoh perilaku yang diinginkan? dan lain lain .

Menurut saya daripada menghukum lebih baik orang tua menggali dan memperlihatkan akibat dari perbuatan anak. Beberapa alternatif yang dapat diambil orang tua adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan kebutuhan anak.
Amati dan rasakan apa yang menjadi kebutuhan anak, dan berilah kegiatan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
Misalnya:  Pada saat menunggu, berikan sesuatu yang dapat anak mainkan . Biasanya kalau menunggu tanpa aktivitas anak akan melakukan eksplorasi terhadap apapun yang ada di ruang tunggu tersebut . Maka berilah anak mainan saat menunggu, maka anak akan asyik bermain , dan ia tidak mengalami kebosanan.

2. Berikan informasi dan alasan.
Berikan informasi mengapa suatu tindakan itu dilakukan dan berikan alasannya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
Misal: Anak diminta mengembalikan alat - alat permainannya, setelah bermain. Maka berikan juga alasannya mengapa hal itu perlu dilakukan, yaitu agar mainannya bisa digunakan lagi .

3 Perhatikan perasaannya.
Pahami., terima, dan dengarkan perasaannya.
Misal: Ketika anak memukul  seseorang. Maka dengarkan alasannya. Dan orang tua perlu memberi motivasi kepada anak,  untuk anak tidak melampiaskan  rasa  marah dengan cara  menyakiti, misal dapat menunjukkan rasa marah dengan menangis atau merajuk.

4. Jadilah panutan.
Orang tua harus melakukan peraturan yang telah disepakati. Misalnya: setiap pagi, anak harus melakukan sholat subuh, maka orang tua juga harus bangun sebelum adzan subuh dan melakukan sholat subuh segera setelah terdengar adzan subuh. Dengan demikian orang tua harus menunjukkan "satu kata dalam perbuatan".

5. Ubah suasananya.
Hal ini   dilakukan tergantung usia anak .
Untuk anak yang usianya di bawah 3 tahun. Mengubah suasana lebih mudah daripada mengubah sikap anak. Misal: anak selalu menggeratak isi dapur, maka ibu memasang kunci lemari dapur dan mengunci lemari dapur, maka urusan akan beres.
Sedangkan untuk anak yang lebih besar umurnya, maka perubahan suasana harus disertai alasan, dan anak juga diajak diskusi suasana mana yang menurut anak akan membawa manfaat positif.

6. Cari Alternatif.
Mengajak anak untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.
Misal: kalau ayah dan ibu keberatan anak membangun istana mainan di ruang makan, maka ajaklah anak untuk mencari alternatif lain dan buatlah kesepakatan dengan anak . Dalam hal ini orang tua juga harus mau berkorban menyediakan alternatif tempat lain untuk anak dapat membangun istana mainan , jangan sampai semua tempat di dalam rumah tidak diperbolehkan . Karena anak akan mengalami kebingungan dan menganggap orang tua tidak mengerti akan kebutuhan dan keinginannya .

7. Memberikan PILIHAN bukan perintah.
Dalam setiap kesempatan dan keputusan , ayah dan ibu perlu melibatkan anak, karena anak merasa ada, dan dianggap oleh orang tua, sehingga anak merasa berdaya dan mempunyai peranan dalam keputusan yang berkaitan dengan diri anak. Hal ini akan membantu terbentuknya kepercayaan diri anak . Selain itu anak juga akan senang hati dan suka rela melakukan segala sesuatu yang telah disepakati, karena anak merasa bahwa keputusan itu juga keputusan anak.

8. Lakukan PRA KONDISI.
Dalam menghadapi segala sesuatu anak perlu mendapat gambaran terlebih dahulu , sehingga secara pengetahuan, mental maupun sikap anak akan lebih siap. Hal ini terutama dilakukan jika anak akan mengalami sesuatu yang baru, misal: berada di tempat baru , bersekolah di tempat baru, dan lain-lain. Untuk anak balita , pra kondisi ini dapat juga dilakukan dengan 'bemain peran' .


Sahabat terkasih,

Mudah-mudahan , postingan ini dapat membantu sahabat untuk mencari solusi terbaik  bagi putra- putrinya.

Salam hangat abadi

No comments:

Post a Comment