Pages

Thursday, May 9, 2013

Bermain untuk Anak usia 2-3 tahun


Hai bunda.......

Apa kabar? Doa dan harapan saya bunda dalam keadaan sehat wal afiat. keluarga  dalam keadaan sehat dan senantiasa bahagia. Aamiin.

Bunda terkasih, 
Periode anak usia 2-3 tahun adalah periode yang sudah semakin  berkembang tingkat pemahaman mereka. Nampak dari kemampuan bahasa, anak periode ini sudah mampu menceritakan kembali cerita-cerita yang sudah dikenal (misal: cerita dari buku-buku yang sering dibacakan bunda kepadanya). Anak mampu untuk menghubungkan kejadian kedalam urutan peristiwa, serta anak juga sudah mampu menghubungkan jarak, kecepatan dan waktu . Dari segi motorik halus, anak pada periode ini sudah mampu melakukan kegiatan dengan satu tangan, menggambar garis lurus serta lingkaran tak beraturan, mulai mampu menggunting dengan hasil yang belum sempurna, mengancingkan baju dan ritsluiting dll. Sedangkan kemampuan motorik kasarnya nampak mereka sudah bisa melompat di tempat, berjalan mundur hingga 3 meter, menendang bola dengan mengayunkan kaki, jalan jinjit , bediri sebelah kaki, lompat dari anak tangga terakhir, mengayuh sepeda, dll. Jadi pada periode kemampuan anak semakin pesat.

Melihat perkembangan anak baik dari segi bahasa, kognitif, motorik kasar maupun motorik halus sudah semakin pesat, maka menuntut para bunda untuk dapat bertindak bijaksana dalam memberikan permainan sehingga kemampuan anak akan bisa teroptimalisasi dengan sempurna.

Beberapa contoh permainan yang dapat dilakukan  :

1. Bermain Olah Raga pagi.

Ajaklah anak ke tanah lapang, misal ke bumi perkemahan, ke kebon raya atau kelapangan rumput, dsb. Anak diajak untuk beraktivas pagi bersama ayah  bunda misal  lari pagi, kemudian olah raga yang lain yang terdiri dari senam yang disisipin gerakan jalan jinjit ,jalan mundur dan berdiri dengan satu kaki. Selan itu bisa ditingkatkan dengan  lompat tangkap bola, atau main bola dengan menendang dan mengayun kaki , belajar sepeda roda empat dll. Dalam bermain di luar ini ciptakan suasana nyaman dan penuh kegembiraan , orang tua juga terlibat dan hadir secara nyata dan mental. Sehingga anak akan merasa hangat, segar, gembira, senang dan teroptimalisasi kemampuan motoriknya.

2. Pakai baju sendiri.

Berilah kepercayaan anak untuk memakai baju dan celana  sendiri,rangsang dan motivasi  anak  untuk mengancingkan dan menarik ritsluiting. Hanya saja sebagai langkah awal hasilnya belum sempurna, lama kelamaan akan berhasil. Untuk menghadapi hal ini yang perlu dilakukan adalah memberikan motivasi dan respon positif.

3. Bermain Air.

a. Isi Air

Bunda menyiapkan air yang sudah berwarna, siapkan beberapa aneka botol bekas air mineral dalam aneka ukuran, dan gelas bekas air mineral untuk alat gayung.Di sini anak diajak bermain mengisi berbagai aneka ukuran botol . Hanya saja caranya anak diajak untuk mengisi botol yang ukuran besar terlebih dahulu baru yang lebih kecil. Misalnya dengan cara: " Risma, bunda lihat kamu sedang mengisi botl besar, sekarang coba Risma ganti mengisi botol kecil". Mengamati respon anak dan memberikan pertanyaan untuk membantu anak mengeksplorasi kemampuan berpikirnya, misalnya dengan pertanyaan: " Risma , apa yang kamu rasakan saat mengisi botol besar? dan apa yang Risma rasakan saat mengisi botol kecil? ". menunggu jawaban anak ddan memberikan respon positif. Apabila anak  belum bisa menjawab, ulangilah permainan anak sehingga anak mampu mendapat kesimpulan dan pemahaman dari permainan Isi Air.

b. Takar Air.

Peralatan yang perlu disiapkan sama dengan permainan Isi Air , hanya ditambah dengan menyediakan corong . Caranya sama dengan permainan di atas , bedanya hanya cara waktu menuang , dalam permainan Takar Air, cara mengisi botol dibantu dengan corong. Bunda membantu anak untuk memahami bahwa dengan corong proses mengisi botol lebih mudah. Cara yang dilakukan bunda adalah merangsang kecerdasan anak dengan pertanyaan , misalnya: " Risma .....masih ingat permainan kita kemarin, alat apa yang kita gunakan ? ", dilanjutkan dengan pertanyaan: " Bagaimana rasanya, kemarin sewaktu Risma memasukkan air ke botol tanpa corong?", kemudian dengan pertanyaan: " dan apa yang Risma rasakan sekarang sewaktu mengisi botol dengan menggunakan corong?". Apabila anak belum mendapatkan pemahaman , maka berilah kesempatan kepada  untuk mencoba lagi permaianan Isi Air (mengisi botol air tanpa corong) kemudian mencoba permainan Takar Air (pakai corong) dan anak membandingkannya, sehingga anak akan dapat menjawab pertanyaan bunda, karena anak sudah dapat menarik kesimpulan.

c. Ayuk bantu Bunda.

Permainan ini anak diajak main seolah - olah anak diajak untuk membantu bunda mencuci piring atau yang lain. Untuk ini bunda perlu menyiapkan 2 bak berisi air (air tidak usah diberi pewarna), satu bak diisi air sabun, satunya air bersih tanpa sabun; piring atau gelas plastik, sabun . Sebelum mulai bermain, anak diajak melihat peralatan  ynag disediakan, amati respon anak. Kemudian mulailah anak diajak bermain, dengan bunda terlebih dahulu memberi tahu atau memberi contoh urutan permaianannya. Apabila anak belum mau  melakukan permaianan maka bunda dapat memberi motivasi dengan ucapan: " Bunda akan mencuci piring kotor, mana Fahrun piring-piring kotornya kita masukkan ke air sabun, lalu  kita gosok supaya bersih, dan dibilas dengan air bersih, lihatlah sekarang sudah bersih". apabila anak mengikuti gerakan bunda, berilah penguatan, dan jika anak sudah menyelesaikan satu piring, bunda dapat merangsang anak untuk melakukannya lagi.
Permainan ini bisa diganti dengan obyek permainan, bisa saja diganti baju, dsb.

4. Bermain Bentuklah Aku.

Permainan kali ini adalah bermain untuk membuat aneka bentuk  dengan bahan clay atau malam (bahan ini bisa dibeli dari toko mainan anak atau bisa dibuat sendiri). Anak diajak bunda untuk melihat perlengkapan permainan , misal dengan perkataan: " Faroz , lihat ibu punya permaian menarik buat kamu", lihat dan amati respon anak", lanjutkan dengan pekataan: " bahan ini bisa diremas , digiling, dipiln-pilin atau ditepuk-tepuk hingga dapat dibuat bermacam-macam bentuk". Lihatlah respon anak, jika anak sudah memperlihatkan memegang , meremas dan lain lain, berilah penguatan terhadap anak, misal : " Faros, ibu lihat kamu sudah memegang dan meremas clay, bagaimana rasanya?", dan lanjutkan dengan pertanyaan lainnya. Dan bila anak sudah mahir dam membentuk clay maka beilah motivasi untuk mencoba bentuk lain, dan mencoba mneggabungkan bentuk yang ada, misal dengan: " Oh, dua kotak  tadi bisa ditempelkan ya?"  dan dapat dirangsang lagi dengan pertanyaan: " Bentuk apalagi yang bisa Faros buat ?' atau dengan perkataan lainnya.

5. Potonglah Aku.

Untuk permainan ini , bunda perlu menyiapkan koran bekas, majalah bekas, kalender bekas atau lainnya, dan gunting khusus untuk anak. Ajaklah anak untuk melihat alat permainannya. kemudian berilah contoh bagaimana permainan ini dilakukan. Lihat dan amati respon anak. Bila anak belum tertarik maka bunda dapat memotivasi anak dengan ucapan: " Nadia...lihatlat mama dapat membuat koran ini menjadi potongan kecil-kecil banyak sekali", dan berilah contoh bagaimana cara memegang gunting dan melakukan proses menggunting. Bila anak sudah merespon dan melakukannya, berilah penghargaan dan respon positif. Dalam permainan ini yang perlu diperhatikan adalah orang tua harus mendampingi dan memberi kepercayaan kepada anak kalau anak pasti bisa (karena kadang kala ada bunda yang justru takut bila anak mulai memegang gunting).

Bunda terkasih, permainan di atas adalah beberapa contoh permainan, tentu saja bunda dapat menambah variasi permainannya . Selamat mencoba.

Selamat malam,
Salam hangat abadi.....




No comments:

Post a Comment