Para bunda terkasih.....
Banyak fenomena yang kita lihat akhir-akhir ini, dimana ditemukan kasus-kasus perokok pemula. Hal ini dapat terjadi karena contoh dari keluarga (misal : ayah/bunda/kakak/orang dewasa lain adalah perokok), gencarnya iklan , dan faktor coba-coba. Perokok pemula ini nantinya akan cenderung menjadi perokok aktif setelah usia dewasa. Kadang kala dengan menyandang predikat perokok aktif, di dalam diri mereka muncul peraasaan bangga, karena mereka diterima oleh lingkungannya dan dianggap dewasa karena berani menpunyai kebiasaan menyulut rokok.
Bagaimana cara kita sebagai orang tua apabila melihat atau memergoki anak kita merokok.
1. Bersikap tenang , dan menguasai diri terlebih dahulu sebelum membuka pembicaraan dengan anak.
2. Instropeksi diri, apakah ayah bunda merokok? kalau ya, berusahalah untuk menghentikan kebiasaan menyulut rokok. Jika orang tua sedang berproses berhenti merokok, sebaiknya orang tua tidak menyulut rokok di depan anak.
3. Cari waktu yang tepat untuk berbicara santai ,serius tapi dalam kondisi nyaman bagi anak, kalau bisa empat mata . Mulailah dengan pertanyaan terbuka tentang sebab, seberapa sering dan dengan siapa merokok. Tanyakan juga apa yang dia rasakan saat merokok. Dalam hal ini sebaiknya orang tua tidak menggunakan kalimat pertanyaan dengan "Mengapa", karena anak akan merasa dihakimi.
4. Pastikan diri anda fokus dan menyimak penjelasan anak, Ajaklah diskusi dengan santai tapi serius bahwa kegiatan mencoba-coba merokok dapat menimbulkan kecanduan di kemudian hari. Dalam hal ini, orangtua harus menjaga agar nada bicara tetap tenang dan menggunakan pilihan kata yang tetap nyaman bagi anak..
5. Ajaklah melakukan analisa akibat merokok bagi kesehatan, bagi keuangan. Di sini orang tua bisa menggunakan alat bantu buku, video, dll.
6. Apabila kebiasaan merokok anak disebabkan faktor teman sebaya, dimana biasanya teman sebaya menekan anak dengan perkataan kalau tidak merokok bukan lelaki sejati. Maka langkah yang kita ambil adalah mendiskusikan langkah-langkah yang harus dilakukan agar anak mampu menangani tekanan dari teman sebaya. Selain itu bangun kepercayaan diri anak, karena dengan kepercayaan diri ini akan menjadi tameng anak dari desakan teman sebayanya. Selain itu berikan pemahaman tidak merokok jauh lebih baik bagi kesehatan maupun faktor finansial (misal : "coba kita hitung, kita bisa membeli sepeda motor untuk Reza ke sekolah dengan cara berhenti merokok ".
Bagaimana kalau dengan cara-cara di atas anak tetap tidak mau berhenti merokok.
1. Ajaklah diskusi tentang dampak positif dan negatif langsung merokok, misal dampak negatifnya adalah dengan merokok uang saku akan berkurang, mulut akan berbau tidak sedap, nafasnya menjadi pendek, gigi kuning, baju beraroma tidak sedap, dll. Dampak positifnya adalah dengan berhenti merokok anak akan bebas dari ketergantungan, penampilannya makin keren karena gigi tidak kuning, bau mulut sedap, dll.
2. Buatlah aturan merokok . Pastikan anak tidak leluasa merokok di dalam rumah.
3. Bantulah anak untuk menyusun rencana berhenti merokok. Bila diperlukan bisa berkunjung ke tenaga ahli.
Bunda yang terkasih , demikian ulasan malam ini semoga bermanfaat.
Salam hangat abadi.
No comments:
Post a Comment