Pages

Sunday, May 12, 2013

Mengoptimalkan Motorik Halus

Selamat sore bunda...

Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut perkembangan motorik. Secara garis besar perkembangan motorik bisa dibagi dua yaitu perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Dalam ulasan yang lalu saya sudah membahas mengenai motorik kasar, maka kali ini saya akan mengulas mengani motorik halus.

Perkembangan motorik halus sudah diawali sejak dini, dimulai saat bayi dapat memegang dan meraba. Ketrampilan motorik halus ini sangat dipengaruhi oleh kematangan otot dan tentu saja kematangan saraf. Oleh sebab itu dapat dikatakan , setiap gerakan yang dilakukan anak , sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil interaksi yang kompleks dari berbagai bagian tubuh dan sistem yang dikontrol oleh otak. Motorik halus ini nampak begitu pesat perkembangannya setelah usia 3 tahun (perlu diingat masing-masing anak tidak selalu sama laju perkembangannya). Biasanya kemampuan ini akan nampak nyata apabila anak sudah menguasai sebagian besar gerak motorik kasar. Ketrampilan motorik halus sangat dipengaruhi oleh gerak otot-otot kecil. Ketrampilan ini meliputi: mengambil benda kecil dengan ibu jari, mencoret, menggambar, mengancingkan baju, membuka gerendel pintu, menggunting, makan sendiri, memasukkan benang ke jarum, menjahit, membawa gelas berisi air  tanpa tumpah dll.

Walaupun perkembangan motorik halus berkembang sejalan dengan perkembangan saraf dan otot, namun perkembangan motorik halus ini tidak serta merta bisa terjadi begitu saja, tanpa ada proses pembelajaran dan latihan. Di sinilah peran kita sebagai bunda sangat menentukan , karena bunda dapat menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat merangsang tumbuhnya ketrampilan motorik halus ini.

Beberapa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus:

1. Kesiapan anak untuk belajar baik secara fisik dan psikologis, disini anak harus disiapkan untuk fokus. Hal yang dapat dilakukan bunda adalah sebelum berlatih dengan bermain, ajaklah anak anda untuk mengenali suatu latihan dan proses belajarnya, misal dengan kata:" Anis, bunda punya permainan di atas meja, mari kita lihat", dll. Dengan demikian anak akan tahu kalau dia akan bermain sesuatu hal, sehingga mereka akan menyiapkan fisik dan mentalnya. (buatlah belajar bagi anak adalah sebagai sebuah permainan).

2. Kesempatan berlatih.
Dalam hal ini, sangat besar peranan orang tua, karena orang tua harus menyiapkan waktu luang dan memberi kesempatan anak untuk mempunyai kebebasan. Berilah kepercayaan kepada anak.Misalnya dengan perkataan: " Anung, bunda lihat , kamu sudah memegang kuasnya dan sekarang kamu oleskan di kertasnya". Banyak anak yang tidak mendapat kesempatan ini karena orang tua terlalu protektif, sehingga kesempatan berlatih tertutup karena orang tua terlalu sayang sehingga takut anak cedera seperti tertusuk dsb, takut rumah nya kotor, dll sehingga semua keperluan anak  dilayani, dll.

3. Orang tua memberikan contoh yang baik.
Peran bunda sangatlah besar dalam memberi contoh, di sini bunda harus memberi contoh yang baik dan benar dan jangan lupa dikomunikasikan kepada anak caranya  dengan bahasa yang sederhana dan diucapkan  dengan bahasa yang benar. Misal bunda memberi contoh makan : " Dita, mari kita makan bersama" kemudian" sendoklah makanan kita dan makanannya dimasukkan ke mulut, kunyah dan telan", ulangi contoh ini berulang-ulang sehingga anak mampu memahami konsep  cara makan.

4. Respon positif dan motivasi.
Respon positi sangat berarti bagi anak, respon positif diberikan kepada anak saat dia mampu melakukan latihan dengan baik. misalnya : "Ika, sekarang kamu dapat menyetuhnya, apa rasanya".  Akan tetapi  respon positif dan motivasi juga diperlukan apabila anak belum mau  atau berhasil melakukan latihan. Beberapa contoh yang dilakukan oleh bunda adalah sebagai berikut:
a, untuk mendorong anak melakukan kegiatan, misalnya : " Bunda juga mau cuci piring, Bunda ambil piring-piring kotor lalu bunda masukkan ke dalam air sabun, digosok-gosok lalu dibilas dengan air bersih" dll.
b. Melakukan koreksi terhadap perilaku anak yang masih belum berhasil melakukan misalnya :" Ya teruskan mencari mainannya. ayo buka kotaknya dan coba temukan mainannya" dsb.

5. Setiap ketrampilan harus dipelajari dengan khusus.
Setiap kemampuan motorik halus memerlukan kemampuan koordinasi otot-otot kecil dan kematangan syaraf tersendiri., seperti memegang pensil berbeda dengan kemampuan memegang sendok atau memegang gunting. Maka bunda wajib melatih satu ketrampilan motorik halus secara khusus.

6. Cara mempelajari ketrampilan motorik halus harus satu demi satu. Di sini kesabaran kita dituntut, anak jangan sampai dibuat bingung dengan diperkenalkan beberapa ketrampilan sekaligus. Kita harus melatih ketrampilan satu demi satu, sehingga anak akan fokus dan mendapatkan pemahaman mengenai kemampuan tersebut dan mahir melakukan ketrampilan tersebut, sebelum berpindah ke ketrampilan yang lain.

Perkembangan motorik halus juga dapat digunakan sebagai salah satu deteksi taraf kecerdasan anak, khususnya di awal usia anak dan di tahun-tahun pertama, ketika anak belum bisa diajak berkomunikasi secara verbal.

Semoda dapat membantu bunda, dalam pengasuhan anak.

Semoga bermanfaat...

Salam hangat abadi


No comments:

Post a Comment