Pages

Thursday, May 9, 2013

Kuantitas atau kualitas Waktu yang diperlukan Anak ?

Selamat siang bunda,

Di era sekarang ini, banyak ayah bunda yang sama -sama bekerja di luar rumah, sehingga ananda lebih banyak menjalani kesehariannya bersama nanny, baby sitter atau orang dewasa lain. Lalu bagaimana peran kita sebagai ourang tua dalam menyikapi hal ini? apakah kita harus menyediakan kuantitas waktu yang banyak ataukah agak sedikit  waktu namun berkualitas ? . Menghadapi hal ini tentu saja yang lebih baik adalah waktu  yang banyak dan berkualitas, namun hal ini bagi orang tua yang keduanya bekerja sangatlah susah mengingat banyak kesibukan dan tuntutan pekerjaan yang memaksa kita harus pergi meninggalkan anak di rumah.

Menurut saya, janganlah kita perdebatkan masalah di atas, tetapi alangkah baik kita mensiasati hal ini dengan bijaksana. Perlu kita sadari bahwa dalam praktek pengasuhan anak,  jumlah waktu interaksi orang tua dengan anak tidaklah mutlak menentukan terjadinya kedekatan anak dengan orang tua. Ada hal lain yang justru lebih menentukan kedekatan anak dengan orang tua yaitu adanya keterlibatan orang tua dan anak pada saat berinteraksi.

Pola interaksi  yang melibatkan orang tua dan anak, tentu saja memerlukan kesiapan dari orang tua. Kesiapan di sini maksudnya baik kesiapan fisik maupun mental. Kesiapan fisik orang tua adalah adalah hadir secara nyata di hadapan anak , seperti : orang tua duduk berdampingan, ada di hadapan anak, dll. Selain itu adanya  kesiapan mental orang tua.Kesiapan mental orang tua adalah orang tua melepaskan semua pikiran , perhatian  dan perasaan lain. Di sini orang tua harus menfokuskan semua pikiran, perhatian, dan perasaan terhadap anak yang dihadapannya dan sedang berinteraksi dengannya, dengan demikian orang tua akan memusatkan fisik dan mentalnya terhadap kebutuhan anak pada saat interaksi berlangsung. Anak peka dan bisa menangkap apabila kita ada di hadapan mereka tetapi pikiran kita ada di tempat lain, misal: saat interaksi dengan anak, kita menerima telepon orang  lain, diajak bicara anak tidak mendengar atau tidak memperhatikan, asyik bermain atau chatting di hand phone, melamun sendiri dll.  Yang perlu kita sadari adalah mereaka mengerti dan memperoleh kesimpulan bahwa orang tuanya tidak tulus dan tidak fokus sepenuh hati menemani dan berinteraksi dengannya . Akibatnya  mereka akan kecewa dan merasa tidak diperhatikan dan tidak diperlukan oleh orang tuanya. Nantinya akan menimbulkan perasaan tidak berarti, rendah diri, cuek, dll. Oleh sebab itu berlatihlah untuk fokus terhadap anak apabila kita berinteraksi dengan anak.

Belajarlah hadir nyata baik fisik dan mental.

Semoga bermanfaat, hal ini juga tidak hanya mengingatkan bunda tetapi juga mengingatkan saya secara pribadi, karena kita sama-sama  belajar menjadi orang tua yang baik dan bijaksana. Aamiin.

Salam hangat abadi

No comments:

Post a Comment