Pages

Wednesday, May 29, 2013

Anak Rusuh! apa peran KELUARGA?

Dimanapun , ada saja tampak anak yang berperilaku cenderung menantang, dominan, dan seringkali menjadi biang rusuh di kelas, di lingkungan rumah, atau di tempat lain. Tentu saja ini adalah yang menarik perlu kita bahas " Apa yang membuat anak tumbuh sebagai remaja yang mempunyai perilaku menantang?".

Acapkali ada yang mengatakan bahwa penyebab terbesarnya adalah lingkungan. Namun benarkah demikian? apakah faktor keluarga juga tidak berperan? Menurut saya , sebagai orang tua haruslah mawas diri karena keluarga adalah lingkup terdekat, dimana lingkup terdekatlah  yang dominan membentuk perilaku anak . Hal ini bisa saja disebabkan:

1. Anak merasa tidak nyaman di rumah, dia merasa tidak dianggap penting oleh orang tua atau saudara, sehingga anak akan mencari tempat yang nyaman di luar rumah untuk mencari  pemenuhan kebutuhan emosi dan afeksinya .

2. Anak merasakan kenyamanan di rumah karena di rumah penuh aturan yang terlalu mengekang keinginan anak. Anak akan merasa ruang geraknya dibatasi tanpa dibarengi kesempatan utnuk beragumentasi . Dalam situasi ini biasanya anak berontak.
Dalam hal ini perlu kita waspadai adalah pada masa anak sekolah SMP dan SMA anak berada dalam masa transisi . Masa ini disebut masa remaja. Pada masa ini , anak akan mengalami krisis identitas . Banyak hal baru yang ingin mereka coba . Maka sebagai orang tua kita harus menyiapkan tempat mereka untuk berekspresi , karena apabila mereka tidak berekspresi di lingkungan terdekatnya yaitu rumah dan keluarga maka mereka akan mencari tempat lain yang bisa menerima dan mendengar pendapatnya .

3. Orang tua perlu menerapkan pola asuh yang santai dengan anak yang memasuki masa remaja. Ubahlah pola pengasuhan  yang biasa diterapkan semenjak anak kita masih berusia anak-anak karena pola pengasuhan anak dengan remaja adalah berbeda . Misalnya: ketika anak sedang berkeluh kesah atau marah, berikan ruang dan waktu untuk meluapkannya. Tak perlu orangtua menyanggah dengan ocehan . Karena dari keluh kesah dan marahnya anak , orang tua dapat melakukan analisa alasan apa di balik perilakunya tersebut.

4. Orang tua harus aktif bertanya kepada anak. Simak baik-baik penuturannya . Apabila anak sudah mengungkapkan semua dan merasa lega , maka orang tua dapat memberikan masukan . Yang perlu diperhatikan adalah orang tua perlu menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti.

5. Menghadapi anak-anak yang melampiaskan kekesalannya dengan cara negatif misalnya: membanting pintu, membantah, membanting barang, mengurung  diri di kamar, mengambek atau yang lainnya . Bersikaplah tenang , biarkan anak tenang , kemudian dengan tanpa nada tinggi , tanyakan alasan yang mendasari  mereka berbuat demikian .
Perilaku ini biasanya hanya muncul di usia pubertas , karena adanya perubahan hormon yang mendorong anak mudah meledak, "mood"nya cepat sekali berubah . Namun dengan berlalunya masa remaja, perilaku ini akan hilang .

6. Penanaman norma.
Penanaman norma sedini mungkin . Mulai usia 3 tahun anak sudah dapat diajak bicara karena anak sudah mulai dapat berpikir dan mengerti penjelasan orang tua .  Penanaman norma sangat berperanan penting dalam membangun perilaku dan kematangan emosi  anak di masa datang.

Sahabat bunda, demikian tadi sekelumit bahan diskusi mengenai peranan keluarga. Mudah-mudahan dapat menjadi pengingat dan menjadikan kita lebih bijak , sabar dan memahami masa perkembangan anak kita yang sedang bergelora di masa pubertas mereka.

Salam hangat abadi.




No comments:

Post a Comment