Pages

Sunday, May 19, 2013

Anak usia di atas 4 tahun masih mengompol ?

Hai bunda,

Selamat malam.

Sering kali kita masih menemui anak yang berusia di atas 4 tahun masih mengompol kalau tidur di malam hari. Mengapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya.

Sebenarnya ada dua kelompok yang membedakan mengompol di sini, yaitu: mengompol yang terus menerus, maupun yang dulunya sudah tidak mengompol tetapi tiba-tiba mengompol lagi. Di sini kita perlu memperhatikan di kelompok manakah anak kita termasuk di dalamnya, karena penyebab dan penanganannya tentu saja berbeda,

Jenis mengompol:

1. Mengompol yang terus menerus
Mengompol di sini timbul semenjak lahir berkelanjutan sampai dengan anak berusia di atas 4 tahun. Mengompol di sini lebih banyak disebabkan telambatnya mekanisme kontrol buang air kecil dan juga disebabkan oleh kegagalan maupun ketidak konsistenan orang tua dalam melatih kemampuan anak dalam menahan dan membuang air kecil (ulasan tgl 19 Mei 2013). Berdasarkan kasus-kasus yang sering saya terima dan amati  adalah karena
a. Kadang kala orang tua tidak tega membangunkan anaknya di malam hari, karena takut anak terkurangi waktu tidurnya.
b. Orang tua terlalu lama membiasakan anak memakai pampers sehingga anak mempunyai pola  kalau kepingin buang air kecil , langsung aja kencing di pampers . Dalam hal ini anak akan tidak terlatih untuk menahan air seninya, dan juga tidak terlatih untuk mengkomunikasikan keinginan untuk buang air kecil kepada bunda atau orang dewasa lain.
c. Orang tua atau orang dewasa kurang sabar dan kurang konsisten melatih, sehingga anak mendapat pemahaman bahwa latihan ini sebenarnya tidak diperlukan, dan anak berlatih mengambil yang paling gampang dilakukan. dll.

2. Mengompol tidak berlangsung terus menerus.
Mengompol muncul lagi setelah anak mampu tidak mengompol minimal selama 3 bulan. Mengompol dalam klasifikasi ini sering disebabkan oleh adanya stress atau krisis emosional yang menyebabkan anak merasa cemas. Penyebab bisa bermacam-macam, misalnya:
a. Kelahiran adik. dalam hal ini anak merasa tersisihkan, sudah tidak disayang lagi, tidak ada perhatian lagi dari orang tua , dll.
b. Sakit, anak merasa tidak nyaman .
c. Pindah rumah, di sini biasanya anak merasa kehilangan teman-teman lamanya, dsb.
d. Masuk sekolah, merasa tidak bebas, dahulu di rumah menjadi pusat perhatian dan cenderung apa keinginannya dituruti sekarang ada aturan , juga merasa tidak aman karena ada teman yang baik atau yang tidak baik, dll.
e. Konflik, baik dengan saudara, teman, orang tua atau orang lain yang mengganggu emosi anak.
f. Masalah di anatara orang tua, anak merasa tidak aman karena pertengkaran orang tua , dll
g. dan faktor lainnya.

Langkah - langkah yang bisa kita lakukan untuk pencegahan:

1. Jangan mengabaikan  dan juga jangan terlalu keras dalam melatih proses menahan dan membuang air kecil. Karena kalau terlalu keras misal dengan membentak atau mengancam (misal: "Ibu tidak menemani kamu kalau tidak kencing sekarang", dll) akan membuat anak cemas dan ini akan tidak akan membantu memperbaiki keadaan.

2. Latihan menahan dan membuang air kecil lebih baik dilakukan saat anak berusia 18 bulan, di mana di usia tersebut anak sudah dapat menahan air seni selama 2 jam. Anak secara teratur diajak ke kamar mandi, sehingga anak akan mendapatkan pemahaman bahwa  bila mereka ingin buang air kecil , mereka akan melakukannya di kamar mandi.

Apabila Anak sudah telanjur mengompol , apa yang harus dilakukan:

Di sini yang diperlukan adalah ketenangan  dan kesabaran bunda. Langkah-langkah yang perlu diakukan adalah sebagai berikut:

1. Membatasi minum anak setelah jam 6 sore.

2. Mengajak dan melatih anak ke kamar mandi dan buang air kecil sebelum tidur. Lakukan ini secara rutin dan konsisten sehingga anak mempunyai kebiasaan kencing terlebih dahulu sebelum tidur.

3. Memperhatikan pola mengompol di malam hari, misalnya setelah 3 jam tidur anak mengompol, maka bunda akan membangunkan anak setelah anak 2,5 jam tidur dan mengajaknya ke kamar mandi untuk melakukan buang air kecil. Kemudian biarkan anak meneruskan tidurnya. Lama kelamaan anak akan bangun sendiri untuk kencing di malam hari tanpa harus dibangunkan . Yang perlu diperhatikan adalah kesabaran, ketelatenan, kesediaan berkorban tenaga dan terganggunya waktu tidur bunda, serta sikap yang lemah lembut dan bahasa yang halus, misal: " Reza, ayo bangun sayang, kita kencing dulu yuk". dll.

4. Beri pujian bila anak berhasil tidak mengompol.

5. Khusus untuk anak yang mengompol karena adanya stress, maka bunda seyogyanya melakukan terlebih dahulu proses penurunan stress anak dengan mengajak berbicara atau bercerita selama 10-15 menit sebelum tidur. hal ini diperlukan agar anak merasa aman , nyaman  dan yakin kalau bunda memperhatikannya, maka tidurnya akan tenang.

Apabila hal-hal di atas sudah dilakukan namun belum berhasil, maka bunda perlu melakukan beberapa hal:

1.Memberikan hukuman, Hal ini dapat kita lakukan apabila anak sudah sekolah, hukuman di sini tentunya bukan dilihat dari beratnya, tetapi latihan bertanggung jawab terhadap akibat dari kebiasaannya mengompol. dan pemberian hukuman juga dilakukan dengan pemberian pengertian kepada anak dan dilakukan dengan intonasi biasa dan pemilihan kata yang tepat dan tetap menumbuhkan motivasi. Misalnya: "Rizki, ayuk kita mengangkat sprei tempat tidur Rizki dan bantu mama menjemur kasurnya ya",  biasanya anak akan bertanya Mengapa perlu dibereskan . maka bunda perlu menjawab misalnya "karena semalam Rizki mengompol kalau tidak dibereskan nanti malam kasurnya masih basah dan Rizki tidak bisa tidur di atas kasur basah" dll.

2.Apabila dengan berbagai cara tidak bisa menurunkan kebiasaan mengompol, bunda bisa mengajak ananda ke psikolog untuk mengatasi gangguan psikologis atau ke urolog untuk bantuan medis.

Semoga dapat dipetik manfaatnya.

Salam hangat abadi.







No comments:

Post a Comment