Pages

Saturday, May 18, 2013

Buang Air Kecil secara Mandiri

Bunda terkasih,

Kemarin kita bahas bagaiman melatih kemampuan anak untuk menahan dan melepaskan keinginan buang air besar. Maka pada ulasan kali ini saya akan melanjutkan mengenai bagaimana melatih kemampuan anak untuk menahan dan melepaskan keinginan buang air kecil.

Latihan untuk mengembangkan kemampuan ini baru bisa dilakukan setelah anak berusia 1,5 tahun . Mengapa ? Hal ini dikarenakan karena pada usia 1,5 tahun anak dapat menahan air seni dalam jangka waktu 2 jam.  Kondisi ini disebabkan karena kantong air seni telah bertambah besar secara ukuran maupun sistem sarafnya yang melakukan kontrol juga sudah berkembang lebih baik. Kemampuan untuk menahan dan melepaskan buang air kecil ini di awal tentu saja hasilnya belum sempurna, namun akan terus meningkat perkembangannya sampai dengan anak mencapai usia 5 tahun.

Untuk langkah awal yang dilakukan adalah melatih anak untuk buang air kecil di kloset dalam kamar mandi. Baru kemudian dilatih bagaimana menahan air seni . Karena biasanya melatih anak untuk buang air kecil di kloset dan membersihkan diri lebih mudah dibandingkan dengan melatih anak menaha air seninya. Dalam melatih buang air kecil di koset tentu saja sama dengan  melatih buang air besar dikloset yang sudah dibahas pada ulasan sebelumnya . Dimulai dengan kita memperhatikan tanda-tanda anak yang mempunyai keinginan buang air kecil, misalnya anak nampak menggoyang-goyangkan badan, kaki anak bergerak-gerak, mukanya mengkerut, kulitnya merinding, tangannya memegang  alat kelamin, menangis dan lain-lain. Pada saat inilah kita mulai melatih kemampuan untuk membuang air seninya di kloset kamar mandi, caranya adalah sebagai berikut:

1. Menuntun anak ke kamar mandi , ajaklah anak dengan bahasa yang lemah lembut, misal: "Nadia, mulai terasa mau buang air kecil ya, ayo kita ke kamar mandi, tahan ya sampai kita sampai di kamar mandi".


2. Dengan sikap tenang , dudukkan anak  pada kloset maupun pispot (biasanya ada pispot buat anak, sedangkan kalau kloset biasanya di toko perlengkapan bayi dan anak tersedia bagian atasnya kloset yang khusus untuk anak). Kata-kata yang biasa saya lakukan adalah : " Nadia, ayo kita duduk di kloset, Nadia bisa  buang air kecil di sini".

3. Menunggu anak , dan membantu anak supaya merasa aman .

4. Usahakan anak supaya jangan sampai lama menunggu dan usahakan anak untuk tidak duduk lebih dari 5 menit. Jadi, kita para bunda harus tahu bahwa anak akan segera buang air kecil. Mengapa? karena terlalu lama menyebabkan anak merasa bosan , dan ini menyebabkan pengalaman yang tidak menyenangkan sehingga ia bisa menjadikannya tidak menyukai proses latihan ini dan pada akhirnya akan menghambat proses latihan yang bunda lakukan.

5. Berilah pujian bila anak berhasil seperti: "Alhamdulillah Nadia sudah bisa buang air kecil sendiri". Akan tetapi, bunda jangan terlalu melebih-lebihkan pujiannya, dan juga jangan memberikan iming-iming hadiah, karena proses buang kecil ini adalah proses yang sangat  alami.

6.  Jangan marah terhadap anak, bila anak belum berhasil  melakukannya . Berilah motivasi, misal dengan: " Risti, belum bisa keluar ya. Baiklah nanti kita coba lagi, ibu yakin Risti nanti pasti bisa buang air kecil secara mandiri".

7. Hindari membicarakan ketidak-berhasilan anak , apabila ia berada di dekat bunda. Hal ini akan memberikan efek yang sangat besar terhadap anak, karena anak akan malu, merasa gagal atau sebaliknya akan menjadikan hal ini sebagai senjata anak terhadap bunda.

Hal lain yang terkait dengan kemampuan ini , tentu saja melatih anak untuk tidak mengompol. Bagaimana caranya :

1. Bunda harus memperhatikan kapan waktu anak ingin melakukan buang air kecil . Biasanya pola buang air kecil anak di waktu malam hari lebih teratur dibanding siang hari.

2. Berilah kebebasan anak untuk mengembangkan kebiasaan menahan buang air kecilnya untuk waktu yang semakin  lama. Hal yang perlu dihindari adalah terlalu sering membawa anak ke kamar , karena ini akan membentuk kemampuan anak menahan air seninya menjadi lebih pendek dari kemampuan sesungguhnya.

3 Latihlah anak untuk memberi tanda dengan berkomunikasi bila anak mempunyai keinginan untuk buang air kecil, ajarkanlah dengan bahasa yang sederhana dan lembut, misal: "Nadia, bilang bunda aku mau kencing ya bila Nadia kepingin buang air kecil", dan sebagainya.

Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat bagi para bunda.

Teriring salam hangat abadi.




No comments:

Post a Comment