Pages

Friday, May 24, 2013

Membangun Kedekatan Ibu Bekerja dengan Anak

Sahabat bunda terkasih...

Di era sekarang ini tentusaja kita temui banyak para bunda yang memegang peranan penting dalam masyarakat.  Seorang bunda, selain mengurus rumah tangga juga memiliki tanggung jawab di luar rumah, baik itu di kantor, di lembaga profesi, di yayasan, atau usaha wiaswasta atau yang lainnya. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan  mengatakan bahwa bila bunda mendapatkan kepuasan melalui kegiatannya di luar rumah tersebut, maka mereka akan meningkat kepercayaan dirinya. Karena kepercayaan dirinya meningkat maka para bunda ini biasanya akan cenderung mengasuh anaknya dengan lebih penuh rasa kebahagiaan dan ini dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Namun tidak bisa dipungkiri masih banyak kekhawatiran, apakah dengan bunda bekerja di luar rumah tidak mengganggu faktor perhatian dan bimbingan terhadap anaknya.

Dalam hal ini, saya tidak mau terjebak dalam perdebatan antara 2 pendapat tersebut. Karena kebetulan saya adalah ibu yang berperan ganda, baik sebagai ibu rumah tangga maupun juga sebagai ibu bekerja , maka saya mencoba menyiasatinya dengan beberapa langkah. Langkah-langkah yang saya ajukan  berupa pengalaman saya pribadi maupun pengalaman beberapa teman , relasi bahkan beberapa pengalaman klien saya.

Sebelum kita cermati beberapa tips langkah yang dapat diambil bunda yang sekarang berperan ganda untuk tetap mempertahankan hubungan harmonis dengan anak, lebih baik saya ajukan beberapa faktor tentang anak yang perlu bunda perhatikan adalah sebagai berikut:

1. Usia anak sewaktu bunda mulai bekerja.
Apabila bunda mulai bekerja sebelum anak cukup matang untuk mempunyai pemahaman menetap tentang hubungan ibu dan anak , maka hal ini akan mempunyai pengaruh minimal. Misal: ibu bekerja setelah bayi berusia 3 bulan, dan selama ditinggal bayi diasuh oleh nenek, maka anak akan terbiasa dengan pola hubungan ibu dan anak yang dihadapinya. Namun ini akan berbeda akibatnya bila bunda meninggalkan anak jika anak sudah berusia 2 tahun, dimana sebelumnya ibu di rumah dan selalu berada di samping anak dan melakukan pengasuhan penuh. Dalam hal ini anak akan merasa ditinggalkan dan lain-lain.

2. Pandangan anak.
Pada anak berusia 6 tahun, anak sudah mampu mempunyai kemampuan untuk berpikir yang lebih matang. Di saat inilah anak sudah bisa diajak bekerja sama dalam meninjau hubungan ibu dan anak.

Anak akan mempunyai kemauan untuk memahami kondisi ibu bekerja dipengaruhi oleh beberapa hal:

1. Jarak ibu bekerja, akan mempengaruhi pola kehidupan keluarga. Untuk itu, para bunda yang bekerja harus pandai mengatur waktu agar pola kehidupan keluarga tidak terganggu.

2. Teman sebaya , teman sekolah atau teman sepermainan anak.
Apabila anak mendapat teman sebaya, atau teman di sekolah atau teman sepermainannya banyak yang mempunyai bunda adalah seorang ibu bekerja, maka anak akan lebih kuat dan lebih mudah menerima bahwa bundanya bekerja di luar rumah.

3. Nilai-nilai yang dipelajari dan ditanamkan kepada anak mengenai peran ibu.
Faktor ini dapat ditanamkan kepada anak oleh keluarga maupun sekolah, bahwa sekarang ini era sekarang banyak wanita yang juga berperan ganda.
Saya mempunyai pengalaman saat anak saya berdiskusi dengan gurunya di sekolah mengenai bundanya yang sering meninggalkan rumah karena bekerja. Alhamdulillah di sekolah anak saya, ibu gurunya membantu memberi pengertian bahwa walaupun ibu bekerja tetap  tidak melupakan kegiatan di rumah dan tidak mengurangi kasih sayang terhadap anak saya. namun justru  ibu mempunyai nilai postif lain yaitu dapat membantu orang lain . Ibu guru anak saya juga mencontohkan diri beliau  selain menjadi bunda bagi putra-putrinya dirumah ibu guru juga membantu anak saya dan teman-teman lain belajar mencari ilmu.

Melihat di atas tentu ada beberapa tips yang ingin saya sharingkan untuk tetap membina hubungan yang berkualitas dengan anak di rumah.

1. Ciptakan kualitas waktu. Atur waktu sedemikian baik, sehingga bunda punya waktu yang tepat untuk membina kedekatan. Jangan lakukan dengan terburu-buru. Di sini diperlukan persiapan baik dari diri bunda maupun diri ayah.

2. Pusatkan dan serahkan diri bunda sepenuhnya.
Bunda harus siap memberikan seluruh diri bunda, karena tanggapan dan respon yang tidak" utuh"  pada saat anak bunda ingin berkomunikasi, akan menyebabkan kekecewaan dan luka hati, karena anak merasa bunda tidak sayang, tidak memperhatikan , dll. Hal ini tentu saja akan memganggu perkembangan emosi anak. Untuk itu tinggalkan segala urusan lain dan curahkan sepenuhnya dan berikan perhatian sepenuhnya pada kebutuhan anak. Dalam hal ini lepaskan baik pikiran, gadget, komputer, koran atau yang lainnya.

3. Berkomunikasilah dengan anak.
Kita para bunda perlu melatih diri untuk mengerti, menyelami dunia anak-anak, misal mengerti tentang bacaan mereka, permainan , film, ataupun teman- teman mereka. Dengan demikian bunda dapat membuka jalan berkomunikasi verbal atau bercakap-cakap dengan ananda dengan penuh spontan, hangat dan diminati anak. Beberapa tips di sini, adalah bunda juga ikut membaca bacaan anak, menonton film anak dll, baik bersama anak ataupun secara sendiri.
Hal lain yang saya lakukan adalah saya menjadi friends anak saya di beberapa media sosial yang diikuti anak saya.  Hal ini diperlukan agar pembicaraan bisa menyambung , sehingga anak akan merasa nyaman sewaktu berinteraksi.

4. Perhatikan juga bahasa tubuh anak pada saat bunda membangun hubungan kedekatan dengan anak. Lakukanlah gerakan usapan, pelukan , usap-usap rambut, sentuhan, mengelus  tangan, memegang tangan, suara lembut maupun isyarat kasih sayang lainnya. Perilaku ini akan mempercepat proses kedekatan hubungan antara bunda dan ananda.

5. Mencoba untuk hadir di saat anak membutuhkan. Sebenarnya tidak setiap saat anak ingin orang tuanya berada di sampingnya, namun di saat tertentu anak merasa "butuh" orang tua, misal; saat anak ujian, saat anak sakit, saat anak berulang tahun, saat anak ikut perayaan sekolah, saat anak ikut pagelaran sekolah, dll. Di sini anak membutuhkan kehadiran orang tua baik sebagai pendamping maupun saat anak ingin menunjukkan kebolehannya. Oleh sebab itu, usahakan sesibuk apapun luangkan waktu anda, bila anak mempunyai  moment khusus .

6. Berikan surprise di saat tertentu.
Apabila bunda mempunyai waktu walau sesedikit mungkin usahakan berikan surprise kepada anak. Misal bunda tidak biasa menjemput sekolah, maka saat bunda punya waktu sisa sedikit selepas rapat, dan memungkinkan untuk menjemput, pergilah menjemput. Berdirilah di pintu sekolah, dan tersenyum dan perlihatkan rona bahagia menyambut anak pulang sekolah. Tentu saja anak akan merasa bahagia sekali karena tidak menyangka dijemput.


Sahabat bunda, kedekatan dapat terbentuk kalau kita ada keikhlasan, ketulusan, kasih sayang, dan kesabaran.
Semoga tulisan ini dapat menjadi inspirasi maupun pengingat bagi kita yang mempunyai peran ganda, termasuk diri saya. Manusia tidak ada yang sempurna, namun kita mencoba untuk berikhtiar mengurangi ketidaksempurnaan kita. Semoga Allah memudahkan dan melancarkan usaha kita. Aamiin.

Salam hangat abadi

No comments:

Post a Comment