Pages

Monday, May 13, 2013

Menumbuhkan rasa percaya pada Anak

Hai bunda.....
Apa kabar?
Harapan kami semoga bunda semua dalam keadaan bahagia selalu , aamiin.

Rasa percaya merupakan pemahaman anak yang tumbuh karena adanya rasa aman . Rasa percaya adalah dorongan dalam diri anak dalam memandang lingkungan sebagai tempat dimana ia dapat membina hubngan yang hangat dan menjalankan perilaku sosial tanpa merasa cemas.

Anak akan mengembangkan rasa aman atau tidak aman tergantung dengan pola hubungan orang tua dengan anak. Rasa aman akan terbentuk apabila anak merasakan kepuasan akibat terpenuhinya segala kebutuhan fisik dan emosional oleh orang tuanya, terutama bundanya. Mengapa hal ini dapat terjadi? karena bundalah yang mengandung, melahirkan dan menyusui. Namun peran ayah juga tidak sedikit dalam proses pengasuhan anak mulai dari bayi.

Sebaliknya adalah rasa tidak aman. Rasa tidak aman timbul diakibatkan tidak terpuaskannya kebutuhan fisik dan emosional anak oleh orang tuanya. Anak yang tidak aman di awal kehidupannya akan memandang bahwa lingkungannya adalah tempat yang mengancam .

Melihat hal di atas, maka peran orang tua terutama bunda adalah menciptakan terbentuknya rasa aman melalui beberapa tahapan usia perkembangan, yaitu:

1. Menciptakan rasa aman untuk anak usia 0-18 bulan.
Pada usia ini , rasa aman akan terbentuk apabila bunda dan ayah sebagai lingkaran terkecil memperlakukan bayi kita dengan memperhatikan, mengerti  dan memenuhi kebutuhannya (misal kita mengerti arti tangis bayi kita, apakah bayi kita lapar/risih/atau takut, dll), memeluk , mengusap, mencium dam berbicara lembut, dll.

2. Usia 18-3 tahun
Rasa percaya akan membuat anak berani menjelajah lingkungan. Apabila anak mendapat respon positif, maka ia akan mendapat pemahaman dan pengalaman yang menyenangkan karena perilakunya, maka ia akan  menampilkan perilaku tersebut

3. Usia 3-5 tahun
Kemampuan anak pada periode ini semakin meningkat, baik kemampuan motorik kasar, motorik halus, kemampuan kognitif ,  kemampuan sosialnya maupun kontrol dirinya. Anak yang mendapat banyak kesempatan untuk mempraktekkan dan mendapat kepercayaan dari lingkungannya, maka ia akan berani belajar dan mencoba. Rasa percaya anak akan muncul apabila orang tua memberikan respon positif, motivasi atau pujian. Apabila anak akan mendapatkan rasa aman , maka ini akan membentuk rasa percaya diri anak.

Bunda terkasih,
Orang tua adalah role model bagi anak, oleh sebab itu perilaku kitapun menjadi contoh bagi anak. Kita jangan sampai hanya mengajarkan kejujuran, kontrol diri, berani mengakui kesalahan, dan memberikan pujian dll, apabila kita tidak melakukannya dalam keseharian kita. Hal ini bisa menghambat perilaku dan kepribadian anak, karena anak tidak memperoleh konsep rasa percaya terhadap lingkungannya.

Sebagai akhir tulisan, marilah kita melakukan refleksi dan belajar untuk memperbaiki perilaku kita apabila memang ada yang perlu kita koreksi.

Mudah-mudahan kita semua dapat berhasil menjadi orang tua menyenangkan bagi anak-anak kita.  aamiin.

Salam hangat abadi.



No comments:

Post a Comment